Hallo sahabat blogg ku.....!! Jadi di blogg kali ini, aku akan menghadirkan informasi seputar peninggalan berjerah yang ada di Tulungagung yang cocok buat kalian para kaum milenial yang kasih kurang update perihal apa sih itu peninggalan sejarah.
Dan pastinya peninggalan sejarah yang ada di Tulungagung ini banyak orang mengenalnya tapi kurang mengetahui tentang sejarahnya.
Baiklah agar tidak panjang lebar, langsung saja ke titik tujuan blog ini saya buat, blog ini bertujuan untuk memudahkan anda mengetahui sejarah di Tulungagung.
CANDI GAYATRI / CANDI BOYOLANGI
Kecamatan Boyolangu merupakan salah satu kecamatan yang ada di sebelah barat Kabupaten Tulungagung. Luas Wilayah Kecamatan Boyolangu adalah 34,27 Km2, dengan batas batasnya yaitu sebelah utara adalah Kecamatan Tulungagung, sebelah timur Kecamatan Sumbergempol sebelah selatan Kecamatan Campurdarat dan sebelah barat adalah Kecamatan Gondang.
Dari seluruh desa yang ada di Kecamatan Boyolangu yang mempunyai wilayah terluas adalah Desa Pucungkidul dengan luas wilayah 3,57 Km2 atau sekitar 10,43 persen dari luas wilayah Kecamatan Boyolangu. Sedangkan yang mempunyai wilayah tersempit adalah Desa Gedangsewu dengan luas wilayah 1,15 Km2 atau sekitar 3,35 persen luas wilayah Kecamatan Boyolangu. Menurut statusnya, 11 desa di kecamatan ini berstatus desa. Jika ditinjau dari jarak desa ke ibukota kecamatan, desa yang terjauh adalah desa Gedangsewu dan desa Moyoketen yaitu masing-masing sekitar 7 Km.
Daftar nama Desa yang ada di Kecamatan Boyolangu :
- Ngranti
- Kendalbulur
- Boyolangu
- Pucung Kidul
- Sanggrahan
- Wajak Kidul
- Karangrejo
- Wajaklor
- Kepuh
- Tanjungsari
- Serut
- Beji
- Sobontoro
- Gedangsewu
- Moyoketen
- Waung
- Bono
PEMERINTAHAN
Kecamatan Boyolangu terbagi habis ke dalam 17 desa, 45 dusun, 108 Rukun Warga (RW) dan 463 Rukun Tetangga (RT). Desa yang mempunyai jumlah RT terbanyak adalah desa Sobontoro yaitu sebanyak 68 RT, sedangkan yang mempunyai jumlah paling sedikit adalah desa Moyoketen sebanyak 12 RT.
Jumlah pegawai yang ada di kecamatan Boyolangu berjumlah 80 terbagi atas golongan II, III, IV dan kontrak masing-masing sebanyak 24 orang, 31 orang, 15 orang dan 10 orang. Jumlah pegawai terbanyak berasal dari cabang dinas pendidikan yang tersebar di sekolah-sekolah yang ada di kawasan kecamatan Boyolangu.
KEPENDUDUKAN
Penduduk kecamatan Boyolangu akhir tahun 2013 sebesar 75.873 jiwa yang terbagi atas laki-laki 38.296 jiwa dan perempuan 37.577 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 1.973 jiwa/km2. Jumlah penduduk terbanyak ada di desa Sobontoro sebanyak 7.711 jiwa dan yang paling sedikit di desa Moyoketen sebanyak 2.825 jiwa.
SOSIAL
Jumlah sekolah di Kecamatan Boyolangu pada tahun 2013 untuk tingkat TK ada sebanyak 27 sekolah, SD sebanyak 44 sekolah dan SLTP sebanyak 4 sekolah, dan tingkat SLTA sebanyak 10.
Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kecamatan Boyolanguyaitu puskesmas/pustu sebanyak 6 unit, poskesdes 11 unit dan posyandu sebanyak 90.Desa Pucung kidul, Beji dan Sobontoro mempunyai jumlah posyandu yang terbanyak yaitu 7 tempat. Sedangkan desa Boyolangu mempunyai posyandu 6 tempat.
Budaya
Di Boyolangu menyimpan banyak teka teki yang belu banyak orang mengetahu. salah satunya adalah adanya Candi Gayatri atau Candi Boyolangu.
Candi Gayatri atau Candi Boyolangui terletak di Dukuh Dadapan, Desa Boyolangu Tulungagung Jawa Timur. Candi yang biasa disebut dengan Candi Boyolangu ini ditemukan pada tahun 1914 oleh masyarakat desa setempat.
FAKTA UNIK CANDI GAYATRI
1. Candi Gayatri merupakan candi peninggalan jaman Kerajaan Majapahit. Dibangun era Raja Hayam Wuruk sebagai bentuk penghormatan dan makam Putri Gayatri yang bergelar Rajapatni istri keempat Raja Kertarajasa Jaya Wardhana (Raden Wijaya).
Putri Gayatri wafat pada tahun 1350. Candi tersebut merupakan area pemakaman Putri Gayatri. Pada tahun 1350-1389 Hayam Wuruk selalu memperhatikan pemeliharaan terhadap makam-makam pada raja dan pahlawan Majapahit. Beliau memerintahkan untuk membuat Candi Patung Gayatri di tempat makamnya.
Putri Gayatri bernama Dyah Prajnaparamita atau Gayatri Sri Rajapatni adalah istri keempat Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), yang merupakan raja pertama Majapahit.
Gayatri juga merupakan ibu dari ratu ketiga Majapahit, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang membawa Kerajaan Majapahit meraih masa gemilangnya. Gayatri melahirkan generasi raja-raja dan ratu ternama di Tanah Jawa.
"Perempuan jelita inilah tokoh sentral di balik Kerajaan Majapahit. Peranan Gayatri dalam kerajaan Majapahit sangat besar. Dia berada di balik kesusksesan Majapahit baik di Nusantara maupun dalam menghadapi ancaman luar negeri,"ujar Dimas Cokro Pamungkas, budayawan Majapahit.
2. Candi Boyolangu adalah sebuah candi yang berada di tengah pemukiman penduduk di wilayah Dusun Boyolangu, Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Untuk memasuki percandian ini, harus melalui sebuah lorong selebar 2,5 m yang dibatasi tembok setinggi 75 cm dengan panjang sekitar 50 m.
Candi berbahan bata ini berdenah segi empat dengan tangga masuk di bagian barat. Candi yang tersisa baturnya saja itu berukuran 11,40 m x 11,40 m, dan ukuran penampil/ tangga masuknya adalah 2,68 m x 2,08 m. Secara horisontal, sisa bangunan itu terdiri atas sebuah candi induk dan dua candi perwara yang masing-masing berada di kiri-kanannya (utara dan selatan). Candi ini diketemukan kembali pada tahun 1914 dalam timbunan tanah.
Candi tampak berpusat pada tokoh utama berupa arca wanita berukuran besar yang diletakkan pada candi induk. Arca terebut berukuran tinggi 120 cm dengan lebar 168 cm dan tebal 140 cm. Saat ini arca tersebut ditempatkan di bawah naungan sebuah cungkup tanpa dinding. Tokoh wanita tersebut adalah Gayatri atau seorang pendeta wanita Budha masa kerajaan Majapahit yang bergelar Rajapadmi. Tokoh tersebut adalah isteri ke empat Raja Wijaya pendiri kerajaan Majapahit.
Berdasarkan pada angka tahun yang terdapat pada bangunan induk dan Kitab Nagarakertagama bahwa candi Boyolangu dibangun pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1359 - 1389 M ) dengan nama Prajnyaparamitapuri.
3. Candi ini dahulu berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu Jenasah Gayatri dan sekaligus tempat pemujaan agama Budha.
mwaɳ taiki ri bhayalangö ngwanira saɳ çri rajapatnin dinarmma
rahyaɳ jñanawidinutus/ muwah amuja bhumi çudda pratista
etunyan manaran/ wiçesapura kharambhanya pinrih ginöɳ twas
mantryagöɳ winkas/ wruherikha dmuɳ bhoja nwam utsaha wijna.
Artinya:
Di Bayalango akan dibangun pula candi pendharmaan Sri Padukapatni
Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkahi tanahnya
Maka diberi nama Wisesapura sebab sejak awal perencanaanya diusahakan dengan kebulatan tekad
Menteri terkemuka yang amat bijaksana yakni Demung Boja yang mulai mengusahakan dengan pengalamannya
Mukyantahpura sagalathawa ri Simping
Mwaɳ sri ranggapura muah ri buddhi kuncir
Prajnaparamita puri hanar panambeh
Mwaɳ tekang ri bhayalangö duweg kinnarya
Artinya:
Bangunan-bangunan suci penting (antara lain) Sagala, Simping
Juga Sri Ranggapura dan (bangunan yang terletak) di Buddi Kuncir
Prajnaparamitapuri (adalah) penambahan yang baru
Adapun (bangunan suci) di Bayalangu adalah dicari waktu yang tepat untuk mengerjakannya.
4. Candi Boyolangu atau dikenal juga sebagai Candi Gayatri terdiri atas sebuah candi induk dan dua buah candi perwara yang kesemuanya tersusun dari batu bata. Candi induk menghadap ke barat, pada bagian atasnya terdapat 11 umpak dan sebuah arca tokoh. Mungkin dulunya candi ini memiliki tiang dan atap, namun karena terbuat dari bahan mudah rusak, maka yang tersisa kini tinggal umpaknya saja. Pada salah dua dari umpaknya termuat angka tahun 1291 Saka (1369 M) dan 1311 Saka(1389 M).
Candi Boyolangu A.K.A Candi Gayatri, Makam Nenek Hayam Wuruk 31291 Saka
Candi Boyolangu A.K.A Candi Gayatri, Makam Nenek Hayam Wuruk 41311 Saka
Arca tokoh yang terdapat pada Candi Boyolangu memang sudah rusak, namun beberapa ahli mengidentifikasikannya sebagai arca Prajnaparamita berdasarkan pembandingan dengan bentuk arca yang serupa. Prajnaparamita adalah salah satu bodhisattva dalam ajaran Budha. Diduga arca Prajnaparamita ini merupakan arca perwujudan dari Gayatri Rajapadni yang semasa hidupnya memang tekun menjalankan ajaran Budha.
Candi Boyolangu A.K.A Candi Gayatri, Makam Nenek Hayam Wuruk 5Tokoh Gayatri Rajapatni adalah putri Sri Kretanegara, yang kemudian menjadi istri dari Raden Wijaya (Krtarajasa Jayawhardana) pendiri Majapahit. Keturunannya adalah Tri Buwana Tunggadewi (Ibu Hayam Wuruk) yang menjadi penguasa Majapahit setelah Jayanegara. Rajapadni wafat pada tahun saka Drestisaptaruna 1272 (1350 Masehi). Pada umumnya 12 tahun setelah wafatnya raja atau keluarga raja akan diselenggarakan upacara sraddha yang diikuti dengan pendirian candi. Oleh karenanya harusnya Candi Boyolangu didirikan pada tahun 1284 Saka, namun angka tahun yang ditemukan pada candi ini justu menunjukkan tahun 1291 dan 1311 Saka. Selisih waktu yang tidak sesuai ini ternyata telah dijelaskan dalam Nagarakrtagama.
5. Pada masa Hindu-Budha di nusantara terdapat banyak kerajaan yang bercorak Hindu maupun Budha. Salah satunya adalah kerajaan Majapahit. Majapahit adalah sebuah kerajaan di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit dianggap sebagai salah satu dari kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur.
Dalam kerjaan Majapahit pasti terdapat peninggalan-peninggalan kebudayaan yang berupa candi. Candi-candi Majapahit berkualitas baik, secara geometris dengan memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan Gapura Bajang Ratu di Trowulan, Mojokerto.
Blog ini berisikan keanekaragaman yang ada di berbagai wilayah Di Tulungagung. Jangan ngaku kaum Milenial yang kekinian kalau kalian belum mengeksplor keanekaragaman di Tulungagung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tulungagung banyak menyimpan sejarah
BalasHapuskita harus bangga dan menjaga sejarah agar anak cucu dapat merasakan
BalasHapus